Kamis, 10 Januari 2013

ONTOLOGI



 ONTOLOGI



OLEH                  :
Nama                    : PRAMANIKA ARIEYANTINI
Nim                      : 20112512002




PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2011 / 2012

A.          Pendahuluan
Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Sebelum membahas lebih lanjut tentang ontologi, kita harus membahas terlebih dulu tentang pengertian pengetahuan, ilmu, dan filsafat. Karena ontologi erat kaitannya dengan pengertian dari ketiganya.

1.      Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pendapat dari WHO (1992) bahwa pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain itu juga dari guru, orang tua, buku, dan media masa. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Menurut Plato Pengetahuan sebagai “kepercayaan sejati yang dibenarkan (valid)" (“justified true belief”).
Dari beberapa pengertian di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa pengetahuan adalah bagian dari ilmu. Pengetahuan yang sudah tersusun baik mengenai metafisik maupun fisik akan melahirkan ilmu. Jika kita membahas tentang ilmu, maka ada kata yang sangat erat kaitannya dengan ilmu, yakni filsafat. Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, walaupun masing-masing kata baik filsafat maupun ilmu mempunyai pengertian berbeda. Banyak sekali pendapat yang menguraikan tentang pengertian filsafat dan ilmu.

2.      Ilmu
Menurut Mohammad Hatta ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut hubungannya dari dalam. Menurut Ralp Ross dan Ernest Menurut Van Den Haag ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak. Menurut Karl Pearson ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah sederhana. Menurut Ashely Montagu, Guru Besar Antropolo di Rutgers University ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menetukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji. Menurut Harsojo, ilmu adalah merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu yang pada prinsipnya dapat diamati panca indera manusia. Suatu cara menganlisis yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk: “jika,….maka…”. Menurut Afanasyef, seorang pemikir Marxist bangsa Rusia ilmu adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hukum-hukum, yang ketetapnnya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis. Menurut Communality, The Liang Gie 1991, sekumpulan proposisi sistematis yang terkandung dalam pernyataan-pernyataan yang  benar dengan ciri pokok yang bersifat general, rational, objektif, mampu diuji kebenarannya (verifikasi objektif), dan mampu menjadi milik umum. Menurut J. Haberer 1972 Suatu hasil aktivitas manusia yang merupakan kumpulan teori, metode dan praktek dan menjadi pranata dalam masyarakat.
Secara umum berdasarkan beberapa pengertian di atas diperoleh, ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang bersifat koheren, empiris dan sistematis yang disusun menurut metode-metode sehingga dapat diukur dan dibuktikan serta dapat dimengerti oleh pencari ilmu, dipahami benar-benar karena memuat hipotesis-hipotesis dan teori- teori tentang hal-hal yang dikaji.
3.      Filsafat
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Menurut Pudjo Sumedi AS., Drs.,M.Ed. dan Mustakim, S.Pd.,MM, Istilah dari filsafat berasal bahasa Yunani : ”philosophia”. Seiring perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti : ”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab. Menurut Plato Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. Menurut Aristoteles Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Menurut Al Farabi Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya. Menurut Plato (428-348SM) Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada. Menurut Aristoteles (384–322 SM) Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu. Menurut Cicero (106 – 43 SM) Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “(the mother of all the arts) ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan ). Menurut Johann Gotlich Fickte (1762-1814 )Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu, yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
Secara umum berdasarkan beberapa pengertian di atas diperoleh, filsafat adalah disiplin ilmu yang berdasarkan pandangan sistematis tentang kebenaran / kenyataan dalam mencari keutamaan mental, yakni manusia dituntut untuk melihat apa yang dikatakan dan mengatakan apa yang dilihat, sehingga menjadi ilmu dasar bahwa segala pengetahuan, pikiran dan refleksi tentang hidup adalah cinta kebijaksanaan.

4.      Filsafat Ilmu
Berdasarkan penjabaran pengertian filsafat dan ilmu, diperoleh bahwa filsafat ilmu adalah kajian mendalam tentang dasar-dasar ilmu. Pengertian lain yang diperoleh, filsafat ilmu adalah peraturan dalam menemukan pengetahuan sehingga terciptanya ilmu.

5.      Landasan Ontologis
Dengan adanya pengertian filsafat ilmu, maka muncul persoalan, yakni objek apa yang ditelaah? Bagaimana korelasi antara objek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang menghasilkan ilmu? Intinya landasan ontologis ini adalah dasar untuk mengklasifikasi pengetahuan sekaligus bidang-bidang ilmu lain.

B.          Pembahasan
1.      Pengertian Ontologi
Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani, yaitu : Ontos : being, dan Logos. Logic Jadi ontology adalah the theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan). Atau bisa juga ilmu tentang yang ada. Secara istilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada yang merupakan realiti baik berbentuk jasmani atau kongkrit maupun rohani atau abstrak. Istilah ontologi pertama kali diperkenalkan oleh rudolf Goclenius pada tahun 1936 M, untuk menamai hakekat yang ada bersifat metafisis. Dalam perkembangannya Christian Wolf (1679-1754) membagi metafisika menjadi dua, yaitu metafisika umum dan khusus. Metafisika umum adalah istilah lain dari ontologi. Dengan demikian, metafiska atau otologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang prinsip yang paling dasar atau paling dalam dari segala sesuatu yang ada. Sedangkan metafisika khusus masih terbagi menjadi Kosmologi, Psikologi dan Teologi.

2.      Pandangan-pandangan Pokok Pemikiran Ontologi
Didalam pemahaman Ontologi terdapat beberapa pandangan-pandangan pokok pemikiran, diantaranya :
1. Monoisme : Paham ini menganggap bahwa hakikat yang berasal dari kenyataan adalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber yang asal, baik berupa materi maupun rohani. Paham ini terbagi menjadi dua aliran :
a.       Materialisme, Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Aliran ini sering disebut naturalisme. Menurutnya bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta yang hanyalah materi, sedangkan jiwa atau ruh tidaklah merupakan suatu kenyataan yang berdiri sendiri.
b.      Idealisme, Sebagai lawan dari materialisme yang dinamakan spriritualismee. Dealisme berasal dari kata ”Ideal” yaitu suatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh (sukma) atau sejenis dengannya, yaitu sesuatu yang tidak terbentuk dan menempati ruang. Materi atau zat ini hanyalah suatu jenis dari penjelamaan rohani.
2. Dualisme, Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan rohani, benda dan ruh, jasad dan spirit. Materi bukan muncul dari benda, sama-sama hakikat, kedua macam hakikat tersebut masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama azali dan abadi, hubungan keduanya menciptakan kehidupan di alam ini. Tokoh paham ini adalah Descater (1596-1650 SM) yang dianggap sebagai bapak Filosofi modern)
3. Pluralisme, paham ini beranggapan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme tertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata, tokoh aliran ini pada masa Yunani kuno adalah Anaxagoras dan Empedcoles, yang menyatakan bahwa substansi yang ada itu terbentuk dan terdiri dari empat unsur, yaitu tanah, air, api dan udara
4. Nihilisme, berasal dari bahasa Yunani yang berati nothing atau tidak ada. Istilah Nihilisme dikenal oleh Ivan Turgeniev dalam novelnya Fadhers an Children yang ditulisnya pada tahun 1862 di Rusia. Doktrin tentang Nihilisme sebenarnya sudah ada sejak zaman Yunani kuno, yaitu pada pandangan Grogias (483-360 SM) yang memberikan tiga proporsi tentang realitas Pertama, tidak ada sesuatupun yang eksis. Realitas itu sebenarnya tidak ada. Kedua, bila sesuatu itu ada, ia tidak dapat diketahui, ini disebabkan oleh penginderaan itu tidak dapat dipercaya, penginderaan itu sumber ilusi. Ketiga, sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain
5. Agnotitisme, Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda, baik hakikat materi maupun hakikat rohani, kata agnosticisme barasal dari bahasa Grick. Ignotos yang berarti Unknow artinya not, Gno artinya Know. Timbulnya aliran ini dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu menerangkan secara kongkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat dikenal.

3.      Ontologi dan Matematika
The Liang Gie memberikan pengertian filsafat matematika dengan menyatakan bahwa filsafat matematika merupakan sudut pandang yang menyusun dan mempersatukan pelbagai bagian dan kepingan matematik berdasarkan beberapa asas dasar (Gie, 1985: 32). Persoalan dalam filsafat matematika dapat diperinci menjadi tujuh persoalan, sebagai berikut (Gie, 1985: 53 - 57) :
1)      Epistemologi matematik, yang menelaah matematika berdasarkan berbagai segi pengetahuan seperti kemungkinan, asal-mula, sifat alami, batas, asumsi dan landasan.
2)      Ontologi matematik, yang mempersoalkan cakupan pernyataan matematik sebagai dunia yang nyata atau bukan.
3)      Metodologi matematik, yang menelaah metode khusus yang dipergunakan dalam matematika.
4)      Struktur logis matematik, yang membahas matematika sebagai struktur yang bercorak logis, yaitu struktur yang tunduk pada kaidah logika (laws of logic), yang mensyaratkan standard tinggi dalam ketelitian logis (logical precision), dan yang mencapai kesimpulan logis (logical conclusions) tanpa menghiraukan keadaan dunia empirik.
5)      Implikasi etis matematis, yang berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan matematika dalam pelbagai bidang kehidupan, yang dipandang dari sudut pandang etis.
6)      Aspek estetis matematik, yang berkaitan dengan ciri seni dan keindahan matematika, yang diukur berdasarkan orisinalitas ide, kesederhanaan dalil, dan kecemerlangan pemikiran.
7)      Peranan matematik dalam sejarah peradaban, yang meliputi analisis, deskripsi, evaluasi, dan interpretasi tentang peranan matematik dalam peradaban sejak zaman kuno hingga abad modern.

Persoalan mendasar yang berhubungan dengan filsafat pada diskurus tentang “fungsi” dalam logika matematika adalah berkaitan dengan keberadaan himpunan, yang oleh fungsi dikenakan aturan padanan yang membuat himpunan berhubungan. Secara kefilsafatan, keberadaan himpunan berhubungan erat dengan persoalan tentang Ada, sehingga berada pada ranah ontologis. Dalam ranah ontologis, pembahasan tentang himpunan mencakup pembahasan tentang esensi, struktur dan jenis realitas yang terdapat dalam himpunan. Himpunan memiliki pengertian sebagai kumpulan hal yang mempunyai ciri dan sifat yang sama. Himpunan mempunyai esensi atau hakikat yang terletak pada kuantitas. Di dalam himpunan terdapat lebih dari satu realitas yang dibatasi oleh adanya persamaan ciri atau sifat. Hal ini menunjukkan bahwa himpunan merupakan realitas yang bersifat empirik karena ciri hal yang terdapat dalam himpunan berhubungan dengan pengamatan inderawi. Pengamatan inderawi yang dilakukan manusia menghasilkan dua bentuk pengetahuan, yaitu pengenalan dan pengertian. Hubungan antara pengenalan dan pengertian bersifat saling mempengaruhi, sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan.

C.          Penutup
Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Didalam pemahaman Ontologi terdapat beberapa pandangan-pandangan pokok pemikiran, yaitu Monoisme, Dualisme, Pluralisme, Nihilisme, dan Agnotitisme.
Ontologi sebagai dasar ilmu pembahasan tentang berusaha untuk menjawab “apa” yang menurut Aristoteles merupakan The First Philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda.
Ontologi matematik, yang mempersoalkan cakupan pernyataan matematik sebagai dunia yang nyata atau bukan.




















1 komentar:

  1. The Sands Casino Hotel | St. Charles, Louisiana
    Located in the heart of Baton Rouge, Sands Casino Hotel features more than septcasino 4,300 of the newest and most งานออนไลน์ popular slots and table 온카지노 games. From table games and

    BalasHapus